Cerita Rakyat – Naga Padoha

    Dalam cerita masyarakat Batak, disebut bahwa Danau Toba dan Pulau Samosir ditopang oleh sosok naga yang dikenal dengan sebutan Naga Padoha Ni Aji. Dikisahkan bahwa sang naga mendapat tanggung jawab dari Mulajadi Nabolon, yaitu pencipta di kahyangan.

    Sang naga bertanggung jawab untuk menjaga dan mengawasi keturunan pasangan manusia pertama di bumi, yaitu Raja Ihat Manisia dan Boru Ihat Manisia, agar memegang teguh ajaran dan pedoman kehidupan yang luhur, dari Mulajadi Nabolon yang diberikan dalam Pustaka Laklak (kitab Batak Toba).

Setiap kali terjadi penyimpangan pedoman hidup, sang naga akan menggeliat dan mengibaskan ekornya dan sekitar kawasan itu akan bergetar mengalami guncangan.

    Nenek moyang orang Batak Toba menyebutnya ‘suhul’ yang dalam bahasa modern disebut gempa bumi. Bila itu terjadi, para tetua akan ber- kumpul untuk mencari tahu siapa di antara mereka yang telah melakukan kesalahan.

Cerita Rakyat – Naga Padoha

    Dalam cerita masyarakat Batak, disebut bahwa Danau Toba dan Pulau Samosir ditopang oleh sosok naga yang dikenal dengan sebutan Naga Padoha Ni Aji. Dikisahkan bahwa sang naga mendapat tanggung jawab dari Mulajadi Nabolon, yaitu pencipta di kahyangan.

    Sang naga bertanggung jawab untuk menjaga dan mengawasi keturunan pasangan manusia pertama di bumi, yaitu Raja Ihat Manisia dan Boru Ihat Manisia, agar memegang teguh ajaran dan pedoman kehidupan yang luhur, dari Mulajadi Nabolon yang diberikan dalam Pustaka Laklak (kitab Batak Toba).

Setiap kali terjadi penyimpangan pedoman hidup, sang naga akan menggeliat dan mengibaskan ekornya dan sekitar kawasan itu akan bergetar mengalami guncangan.

    Nenek moyang orang Batak Toba menyebutnya ‘suhul’ yang dalam bahasa modern disebut gempa bumi. Bila itu terjadi, para tetua akan ber- kumpul untuk mencari tahu siapa di antara mereka yang telah melakukan kesalahan.